Puisi - Terimakasih Rerumputan

Puisi - Terimakasih Rerumputan

Rerumputan

Terimakasih Rerumputan Liar


Disini kita selalu bersama,..
Ditempat dimana kutukan itu berada
Pada sebuah sekat yang menimpa kita
Yang memaksa kita untuk terus bertahan hingga akhir cerita

Terimakasihku wahai rerumputan
Tenang dan damailah walau akar kita mulai kering
Teruslah menumbuhkan biji-bijian termungil yang kita miliki
Setidaknya untuk para burung pipit yang sudi menyinggahi kita
Walau sesaat namun keluarga mereka cukup memberi kita cerita
Tentang angkasa yang selalu dihampiri oleh kepak sayap-sayap kecil mereka

Rerumputan,. kita telah berjanji untuk setia hingga usai
Tepat dihadapan kabut yang memberi kita titisan embun
Dimana kita kuat walau siang teriknya mentari menyiksa dan membuat kita sekarat
Hingga dedaunan kecil kita layu dan berguguran
Lantas ditinggalkan karena warna hijau yang kita miliki menjadi kusam
Yang tersisa hanyalah akar kering yang masih berharap
Walau kemudian tercabut lantas mati dan terlupakan

Rerumputan.. Hidup adalah sebuah kematian dalam sisi yang berbeda
Hanya saja taqdir tak mungkin kita ingkari
Walau segala mimpi terindah kita lontarkan selama ribuan tahun
Dengan segala syair paling indah yang kita miliki
Bahkan dengan benih terbaik didalam doa
Tetapi hidup tetaplah hidup..
Hanya merah senja yang mengerti walau kita tampak gelap karenanya

Rerumputan,.. Berjanjilah untuk bersemi diatas makamku kelak
Keluarkan dedaunan hijau terbaik yang engkau miliki
Agar kuharamkan mereka mencabuti akarmu
Agar setiap burung pipit yang singgah berdoa satu ayat padaku nanti
Agar kerajaan semut memiliki tempat berteduh
Dan berjalan mengelilingi pusaraku dengan membawakan bait rayuan penghapus dosa
Yang akan memaksa bibirku tersenyum memandang semua itu

Rerumputan,.. Jika nanti tak ada lagi tempat untuk tumbuh
Katakan pada angin untuk menerbangkan setiap benih yang engkau miliki
Dan membawanya pada lembah-lembah berbunga yang tak dikunjungi manusia
Serta bawakan cerita memilukan ini untuk terkubur di awal musim semi
Hingga yang ada hanyalah kisah tentang betapa hijaunya dedaunan kecil milik kita
Dimana setiap helainya selalu berembun dikala azan subuh menyapa
Untuk menghapus segala duka.. dan melupakan air mata

Ingatlah rerumputan,.. selamanya kita akan dianggap semak belukar yang kotor
Dan selamanya kita menjadi alas kaki, kita akan ditebas, dibuang dan dibakar
Kita akan dituduh untuk tumbuh pada tempat yang salah
Walau kita tak punya pilihan selain bergantung pada taqdir yang menuntun angin
Tapi engkau tidak sendiri, akan ada taburan kerikil berwarna yang menemani dengan setia
Hingga masanya semuanya berakhir maka tumbuhlah ditaman-taman syurga
Dimana tiada seorangpun yang akan menganggumu lagi


RDK03 Feb 15 - 2015

6 komentar